Wisata Religi Makam Kuwu Watulawang
Wisata Religi Makam Kuwu Watulawang
Desa ini merupakan desa tertinggi kesepuluh di Kabupaten Kebumen. Karena keberadaannya memiliki ketinggian rata-rata 299 meter di atas permukaan air laut. Di ketinggian desa ini berdiri sebuah areal pemakaman yang dinamakan Makam Mbah Kuwu Kebayeman. Yakni sebuah makam tua unik yang berbentuk seperti punden berundak. Nama Watulawang di ambil dari nama sebuah batu yang menyerupai pintu yang terletak di persawahan Watulawang dan batu itu sampai sekarang juga masih ada.
Bentuknya memang mirip pintu gerbang,konon katanya merupakan gerbang gaib. Batuan penyusunnya berupa breksi vulkanik dengan fragmen andesit yang dihasilkan dari aktivitas gunung api pada kala Miosen Atas.
Desa Watulawang masih memelihara adat istiadat dan tradisi Jawa lama yang diharmonisasi dengan agama Islam sebagai agama dominan masyarakat setempat. Saat Sura, warga desa setempat banyak melakukan selamatan dan ritual khusus. Baik yang bersifat umum seperti Merdi Bumi, Palakia, Ruwat Dadung, Baritan, Kenduren Suran dan tradisi lainnya. Yang bersifat pribadi contohnya Slametan Batur, Megeng (puasa ngebleng), Slametan Profesi (dagang, dll), Ngeramas benda pusaka (keris, tombak, pedang dll).
Selain itu ada sebuah kelompok masyarakat dan kelompok keagamaan yang mengamalkan “Dzikir Jawa”. Istilah ini meliputi sebuah pemahaman tentang ilmu batin maupun sebuah sistem sosial. Dikatakan sebagai ilmu batin karena diamalkan dengan melewati tahapan tertentu di bawah bimbingan seorang sesepuh dan menggunakan bacaan dzikir berbahasa Jawa (bukan Arab) maupun sebuah sistem sosial. Dikatakan sistem sosial karena melibatkan sejumlah kelompok orang dalam jumlah besar dengan menganut sejumlah etika kelompok yang tidak secara terbuka dapat diakses oleh publik.
https://www.youtube.com/watch?v=iFEIrmyI3hU